Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info

Dinsdag 10 September 2013

bila kita mencermati, dari 144 unit (kecuali yang di upgrade menjadi cc204) lokomotif-lokomotif cc201 yang pernah berdinas, ada dua nomor seri yang kini tak bisa dijumpai. Kedua lokomotif tersebut sudah tidak berdinas lagi di jalur rel Jawa maupun Sumatera. Di buku besar Alokasi Penyebaran Lokomotif PT Kereta Api (Persero). Kedua lokomotif ini juga tidak terdaftar. Bahkan sejak tahun 1982. Hilang! Musnah!
Kemana perginya kedua lokomotif milik Dipo Induk Lokomotif Yogyakarta ini? Tak jelas! Di Garden of Locomotive atau lebih sadis para railfans menyebut kuburan massal lokomotif, di Balai Yasa Pengok, Yogyakarta pun batu nisannya tidak ditemukan.  Benar-benar  menjadi misteri hinggak kini.
Tentunya beda dengan lokomotif-lokomotif cc201 yang telah dimodifikasi dan berubah menjadi cc204. Lokomotif ini masih bisa dilihat, dipotret, dan dinikmati, meski sebagai lokomotif cc204. Setidaknya bisa dibanyangkan, seperti inilah saat masih sebagai lokomotif cc201. Sementara kedua lokomotif ini benar-benar sudah hilang. Tak ada jejaknya. Maka berbahagialah para railfans yang masih menyimpan kenangan foto-foto kedua lokomotif ini. Kita hanya bisa menduga-duga apa gerangan dengan kedua lokomotif ini? Mungkinkah keduanya pulang ke negeri asalnya, Amerika Serikat dank arena sesuatu hal tak bisa kembali lagi? Atau karena factor penyebab lain?
Setelah menggali informasi kesana-kemari, ditemukanlah kisah tragisnya. Kedua lokomotif ini mengalami suatu kecelakaan yang sangat hebat, sebuah PLH (Peristiwa Luar Biasa Hebat) sehingga meluluh lantakkan kedua tubuh lokomotif ini. Itulah PLH Kebasen pada 21 Januari 1981. Kala itu KA Senja IV yang ditarik lokomotif cc201 XX jurusan Jakarta-Yogyakarta meninggalkan Stasiun Purwokerto. Ketika melintas di stasiun kecil Notog. 7km di utara Kebasen, ternyata dari arah berlawanan juga diterima isyarat bahwa KA Maja jurusan Madiun-Jakarta yang berlokomotif cc201 XY, sudah lepas dari Stasiun Kroya. Kedua kereta itu memang biasa melakukan kruis (persilangan) di Kebasen.
Petugas PPKA (pengatur Perjalanan Kereta Api) di stasiun ini segera memasang untuk menghentikan KA Maja, sebab yang berhak lewat duluan adalah KA Senja IV yang kelasnya lebih tinggi. Si Maja melaju terus, para petugas PPKA panik. Penjaga pintu perlintasan, menyalakan lampu baterai sambil berteriak-teriak.
Ditengah hujan deras, upaya seperti itu Nampak sia-sia. Petugas lain di Kebasen mengacungkan lampu merah, tapi KA Maja semakin mendekat juga. Kepala Stasiun Kebasen, juga berteriak-teriak sambil menggoyang-goyangkan sinyal. Semua tak menolong. Orang-orang yang lelap tidur kedinginan stasiun kecil itu terjaga. Tanpa hirau KA Maja melewati Stasiun Kebasen, dipacu melawan hujan, menembus kabut. Beberapa menit berlalu. KA Senja IV keluar dari terowongan Kalijarut (Kebasen) di lereng gunung Payung. Pada saat yang hampir bersamaan, KA Maja pun menyebrangi jembatan Sungai Serayu. Sekarang kereta itu melintasi reil berliku-liku di kaki perbukitan. Ketika itu masinis KA Senja sudah menampak sorot lampu KA Maja. Tapi pandangan masinis KA Maja, terhalang oleh bukit. Kedua kereta yang masing-masing berkecepatan 50-70km/jam itu bersamaan keluar dari tikungan. Dan…..duaaaaarrrrrrr!!!!!!! sebuah ledakan terjadi persis dipinggir kali Serayu, dibawah guyuran hujan lebat. Tabrakan kereta. PLH!!!!!!!
PLH yang menimpa kedua lokomotif ini begitu hebat. Lebih hebat dari PLH Lokomotif si Donald Bebek. Membandingkan foto-foto PLH atau kecelakaan Kereta Rel Listrik (KRL) Ratu Jaya, Depok, Jawa Barat pada tahun 1993. Begitu hebatnya dan KRL pun remuk tak berbentuk dengan banyak memakan korban. Seperti kedua lokomotif ini, tubuhnya hancur tak berbentuk, sampai-sampai para dokter lokomotif Balai Yasa Pengok, Yogyakarta, dengan berat hati bilang:”Kami angkat tangan, deh.”
Namun maaf jika membayangkan begini kejadiannya. Begitu evakuasi PLH Kebasen usai, kedua lokomotif diangkat paksa dan ditarik ke Balai Yasa Pengok, Yogyakarta menggunakan gerbong datar. Selanjutnya, tentu saja kedua Lokomotif ini mangkrak di Garden of Locomotive, setelah para dokter lokomotif di Balai Yasa angkat tangan. Berikutnya satu persatu organ tubuhnya yang dinilai masih dapat difungsikan dipreteli untuk dicangkokkan ke tubuh temannya yang membutuhkan, alias kanibal. Terakhir, tangan-tangan perkasa memotong-motong tubuhnya untuk dijadikan besi kiloan. Tamatlah sudah karir dan jejak kedua lokomotif ini.
Oiya……., tentuya sahabat railfans penasaran. Nomor seri berapa kedua lokomotif tersebut? Mereka adalah cc 201 33 (XX) dan cc 201 35 (XY). Lokomotif cc 201 33 mulai berdinas awal Maret 1978. Sedangkan lokomotif cc 201 35 mengawali tugas April 1978. Jadi berdinas sekitar tiga tahunan sudah langsung dikubur. Sungguh mengenaskan!

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking